イエス様との連帯感-BERSIKAP SOLIDER DENGAN YESUS
イエス様との連帯感
マタイ27.11-54
皆さん、今日から「聖週間」が始まります。今日のミサの最初の部分は「枝の主日」、そのあとは「受難の主日」になります。
最初の部分では、ユダヤ人の過越祭を間近に控えて、イエス様はロバに乗ってエルサレムの町に入られました。すると大勢の群衆は、「イエス様がダビデ王のように、イスラエルの国を復興させる王としてエルサレムに来られた」と考え、自分の服やシュロの木の枝を道に敷き、「ダビデの子にホザンナ」と叫んで、イエス様を歓迎しました。町全体が、感激と喜びで満ち溢れていました。しかし、イエス様は、人々の歓喜の背後に、イエス様を罰する人達の意図があることをよく知っておられました。
この混乱状態の中で、イエス様は神様の身分でありながら、人間と同じ者になり、無罪でありながらも、十字架の死に至るまで従順でした。その結果、イエス様はゴルゴタの丘で十字架につけられて亡くなりますが、三日目に御復活されました。これが「イエス様の御復活の神秘」です。
今日のマタイの福音書はイエス様の十字架を神様からも見捨てられたような悲惨な死であると表現しました。「わが神、わが神、なぜわたしをお見捨てになったのですか」。イエス様は、既に、逃げた弟子達から見捨てられたことに苦しんでおられました。この状況だけに注目すると、イエス様の死はとても理不尽で、ただ苦しみの叫びでしかありません。しかし、マタイは、イエス様の絶望的な苦しみこそ、イエス様が苦しむ全ての人との繋がりの中で生き、同時に神様に従って生きる姿を私達に見せてくれたと理解したのだと思います。それは、私達への問いかけでもあります。苦しみの中にある時に、皆さんは神様から離れ、人からも孤立してしまうのか、それとも、苦しみの中だからこそ、神様と繋がり、人と繋がって生きるのかということです。
このイエス様との連帯感は、イエス様の御復活の後、墓から出て来て、多くの人々の前に現れた、ということからも感じる事ができると思います。この出来事が示しているのは、イエス様の御復活が全ての人との連帯性を再び協調してからです。復活とは、神様との絆の完成であり、同時に人との絆の完成です。「私は世の終わりまで、いつもあなたがたと共にいる」と約束されたイエス様は、私達が死に臨む時も、さらに死を超えても、常に共にいてくださいます。それは、私達にとって希望そのものです。皆さんも、今日いただいたシュロの枝を手にされましたが、イエス様がエルサレムに入場された時、民衆が希望をもって歓迎した場面をぜひ思い出していただきたいと思います。
今、桜が満開です。春を感じて心も華やかになりますが、同じ季節の中で、苦しみや悲しみの中で生きている人達が世界中にいます。どうぞ彼らもイエス様との連帯感、神様との絆を感じながら希望と共に生きる事ができるよう祈りましょう。
私達も今日この日を生きていることを神様に感謝し、その幸せを分かち合いましょう。イエス様の御復活の神秘があったからこそ、今私達がここに居ることを再度感じていただきたいと思います。
主の平和
BERSIKAP SOLIDER
DENGAN YESUS
Matius 27:11-54
Saudara/i yang terkasih. Mulai hari ini kita
memasuki Pekan Suci. Bagian pertama dalam Misa hari ini adalah perayaan minggu
palma, di mana kita merayakan peristiwa Yesus disambut sebagai Raja di
Yerusalem. Bagian kedua adalah perayaan Minggu Sengsara, di mana kita diajak
untuk merenungkan lebih jauh tentang penderitaan yang dialami Yesus dalam
menebus dosa kita.
Menjelang hari raya Paskah Yahudi, Yesus
masuk ke kota Yerusalem dengan menunggang keledai. Kala itu, orang banyak
berpikir bahwa Yesus telah datang ke Yerusalem sebagai seorang raja seperti
Raja Daud yang akan memulihkan bangsa Israel. Pekikan “Hosana” terdengar riuh
dalam menyambut Yesus. Seluruh kota dipenuhi sukacita dan kegembiraan. Namun, Yesus
tahu betul bahwa di balik sukacita dan kegembiraan itu akan ada dukacita yang
siap dialami-Nya.
Dalam hal ini, meskipun Yesus itu berstatus
Tuhan, namun Ia menjadi sama dengan kita manusia. Ia merasakan penderitaan yang
sama dengan kita manusia. Tidak heran, hanya karena rasa cinta-Nya yang besar
kepada kita, Yesus rela menderita, disalibkan di bukit Golgota dan dimakamkan,
namun bangkit pada hari ketiga. Inilah “misteri paskah Yesus” yang mungkin juga
masih menjadi keraguan bagi banyak orang di dunia.
Injil Matius hari ini menggambarkan bahwa
dalam penderitaan-Nya itu, Yesus seakan-akan ditinggalkan oleh Sang Bapa,
sehingga Ia mengalami peristiwa yang sangat tragis. “Allah-Ku, Allah-Ku,
mengapa Engkau meninggalkan aku?” Kala itu juga, Yesus yang sudah menderita ditinggalkan
pula oleh murid-muridnya. Hal ini menambah beban tersendiri bagi penderitaan
Yesus.
Mengamati situasi yang dicatat dalam Injil
Matius hari ini, hemat saya kematian Yesus sangat tidak masuk akal sehingga
tidak lebih dari tangisan penderitaan. Namun, saya berpikir Matius memahami betul bahwa penderitaan Yesus seperti
itulah yang menunjukkan kepada kita bagaimana Yesus hidup dalam hubungan dengan
semua orang yang menderita dan pada saat yang sama hidup menurut kehendak
Bapa-Nya. Mungkin, situasi ini juga menjadi pertanyaan bagi kita. Ketika kita
mengalami rasa sakit atau frustrasi yang mendalam, apakah kita mengambil jarak
dengan Tuhan dan mengisolasikan diri dari hadapan teman-teman kita?
Saudara/i yang terkasih. Solider dengan situasi
Yesus, tidak saja berarti bahwa kita hanya solider dengan penderitaan dan wafat
Yesus, tetapi juga berarti bahwa kita dapat merasakan situasi seputar
kebangkitan Yesus, di mana Ia bangkit dari kubur dan menampakkan diri di
hadapan banyak orang. Peristiwa ini menunjukkan bahwa kebangkitan Yesus telah
membangun kembali solidaritas dengan semua orang. Peristiwa kebangkitan adalah membangun
kembali hubungan yang sempurna dengan Tuhan dan dengan sesama manusia. Yesus sendiri
berjanji, “Aku akan selalu bersamamu sampai akhir dunia.” Itu adalah harapan yang
sempurna bagi kita semua.
Saat ini, bunga sakura sedang mekar. Yang pasti, situasi di musim semi membuat hati kita lebih cerah dan ceria, namun di musim
yang sama seperti ini, ada sesama kita yang hidup dengan rasa sakit dan
kesedihan yang mendalam. Mari kita satukan hati untuk mendoakan mereka agar
mereka juga dapat hidup dengan harapan yang lebih baik sambil merenungkan situasi
di pekan suci ini.
Kita juga patut bersyukur kepada Tuhan karena
kita juga mampu mengawali pekan suci ini dengan cinta yang bersemi dan hati
yang berseri. Saya harap anda memahami bahwa kita ada di sini karena misteri
kebangkitan Yesus.
DAMAI TUHAN MENYERTAI
Syukur Atas Kasih Setia Allah dalam Semangat Solidaritas di Kehidupan kita.. Graciaaass..
ReplyDelete