神様の光を心で見るーMELIHAT CAHAYA TUHAN DENGAN MATA BATIN

 

神様の光を心で見る

(ヨハネ9.1、6-9,13-17、34-38)

今日は四旬節の第四主日です。 聖書朗読のテーマは「神様の光」です。第1朗読では 「人は目に映ることを見るが、主は心によって見る」という言葉、第二朗読では使徒パウロの「以前には暗闇でしたが、今は主に結ばれ光となっています。光の子として歩みなさい」と言う言葉が示されました。

そして、今日の福音では目の見えなかった人がイエス様によって見えるようになったという奇跡の業の話を通して、目の見えている人達でも心からイエス様を信じることの出来ない人は、罪人であり、心の目を閉じているのと同じだという事を教えてくださいました。

当時の社会には「病気や障害は罪の結果である」という考えがありました。それに対し、イエス様は個々の人の罪とその人の病気や障害の関係をはっきりと否定されました。イエス様の関心は「今、神様はこの人に何をなさろうとしておられるか、自分はこの人に何をすることができるか、どう関わるべきか」というところに注目されました。それは、皆さんが本当にイエス様を信じているのかを試されているという意味でもあります。

イエス様は目が見えるようにしたという癒しの業を行いましたが、それは私達への教えではありません。私達がいかに霊的な目と耳でイエス様を救い主と感じ、そして信じることが大切であると教えてくださっていると思います。

私達は本当にイエス様の光を感じながら生きているでしょうか。私達が心からイエス様を信じ、イエス様を礼拝するようになるまでには時間がかかります。しかし、どんなに時間がかかっても、どんなプロセスを通ろうとも、今日の福音のように「主よ、信じます」と告白し、イエス様を礼拝する者になりたいと思うことこそが、洗礼をうける為の絶対条件になります。

キリスト者として、私達は洗礼を通しイエス様の光を受けて、イエス様を身近に感じ、イエス様の御言葉を生活の中で実行することができれば良いのです。霊的な目と耳を持ってイエス様の愛の中で生きて行きましょう。

教皇フランシスコは「イエス様との友情を育てる方法は、主のみ言葉に耳を傾けることです。主イエスは私達の良心の深いところで語られ、聖書をとおして、また祈りの中でも語られます。主イエスのみ前で、沈黙の内に聖書 とくに福音書を読んだり黙想したりして、毎日主の友情と愛を感じるように彼と対話することを学びなさい。主イエスとの対話の出発点としては、ヨハネによる福音書が最適です。」と言っていいます。

神様の恵みによって、私達はここで、イエス様に目を見えるようにしていただいた人と同じように、「今は見える」と言える者にしていただきました。闇の中で、閉ざされた心を持って生きるのではなく、神様の愛に満たされた光の中で生きましょう。私達は自らを誇らず、神様と人とを愛し、神様と人に仕える者として、イエス様の弟子として、生きて行きましょう。

そして、私達もいやされた盲人と同じように、イエス様の恵みを受け、光に向かって前進し、新しい命へと生まれることができるように日々努力しましょう。改めて洗礼の恵みを感じながら、皆さん、ご一緒に祈りましょう。

                             主の平和

 

MELIHAT CAHAYA TUHAN DENGAN MATA BATIN

Yohanes 9.1,6-9,13-17,34-38

Saudara/i yang terkasih. Hari ini adalah Hari Minggu keempat Prapaskah. Bacaan-baacaan hari ini berbicara tentang “Terang Tuhan”. Bacaan pertama mengisahkan bahwa “Manusia melihat apa yang dilihat mata, tetapi Tuhan melihat dengan hati.” Dalam bacaan kedua, Rasul Paulus mengungkapkan bahwa, “Sebelumnya kita hidup dalam kegelapan, namun sekarang kita dipersatukan di dalam Tuhan untuk menjadi anak-anak terang. Hiduplah seperti anak-anak terang.” Injil hari ini melukiskan tentang kisah seorang buta yang dapat melihat Yesus, setelah ia disembuhkan. 

Ada kepercayaan dalam masyarakat pada saat itu bahwa penyakit merupakan akibat dari dosa. Namun, Yesus dengan jelas menolak hubungan antara dosa dengan penyakit. Yang menjadi fokus utama Yesus adalah: saat ini, apa yang akan Tuhan lakukan kepada orang sakit ini? Bagaimana seharusnya Rahmat Tuhan dilimpahkan kepada orang ini? Hal ini juga membuat iman kita diuji, apakah kita benar-benar percaya kepada Yesus, ketika berhadapan dengan hal seperti ini.

Yang pasti bahwa Yesus melakukan mujizat penyembuhan terhadap orang buta itu untuk melihat. Akan tetapi, peristiwa penyembuhan itu bukan menjadi fokus utama yang diajarkan Yesus kepada kita. Sebaliknya, Yesus sedang mengajari kita bahwa betapa pentingnya untuk melihat, mendengar, merasakan dan percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat kita dengan mata dan telinga batin kita.

Pertanyaannya adalah apakah kita saat ini benar-benar hidup dengan mellihat dan merasakan terang kesih Yesus? Hemat saya, Butuh waktu bagi kita untuk benar-benar melihat dan merasakan cahaya kasih-Nya dengan sepenuhnya percaya kepada-Nya. Namun, tidak peduli berapa lama waktu yang akan kita lalui, tidak peduli proses seperti apa yang kita lalui. Laksana dalam Injil hari ini, setelah melewati proses tertentu, orang buta itu akhirnya mengakui bahwa, “Tuhan, saya percaya”, ketika ia bertemu langsung dengan Yesus.

Sebagai orang Kristen, kita seharusnya dapat melihat dan merasakan terang kasih Yesus melalui baptisan. Melalui sakramen babtis, kita dilahirkan secara baru, merasa dekat dengan Yesus, mendengarkan dan menghidupkan firman-Nya dalam hidup kita. Karena itu, Marilah kita hidup dalam kasih Yesus dengan mata dan telinga batin kita.

Paus Fransiskus berkata, “Cara untuk mengembangkan persahabatan dengan Yesus adalah dengan mendengarkan Sabda-Nya. Dia berbicara di kedalaman hati nurani kita, melalui Kitab Suci dan dalam doa. Belajar membaca dan merenungkan Kitab Suci dalam keheningan, terutama Injil, di hadapan Tuhan Yesus, dan berkomunikasi dengan-Nya setiap hari sehingga Anda dapat merasakan persahabatan dan kasih-Nya sebagai titik awal untuk berdialog dengan Tuhan Yesus.”

Melalui berkat, rahmat dan kasih karunia Tuhan, kita dapat berkata, “Saya dapat melihat sekarang, dan saya percaya pada Tuhan” seperti pengalaman orang buta dalam injil hari ini. Daripada hidup dalam kegelapan dengan hati yang tertutup, mari hidup dalam terang yang dipenuhi kasih Tuhan. Janganlah kita membanggakan diri kita sendiri, tetapi bersikaplah rendah hati dengan bersandar pada kasih dan tuntunan cahaya Tuhan dalam hidup setiap hari.

Dan seperti orang buta yang disembuhkan, marilah kita berjuang setiap hari agar kita dapat menerima kasih karunia Yesus, bergerak maju menuju terang, dan dilahirkan ke dalam kehidupan baru. Mari kita semua berdoa bersama sambil mengingat dan merasakan kembali berkat pembaptisan yang telah kita terima.

Comments

Popular posts from this blog

常に心を神様に向けて生きる-TURN YOUR HEART TO GOD

神様の招きに答える-ANSWERING GOD'S INVITATION

行動を伴わない信仰は信仰ではない-FAITH WITHOUT WORKS IS ESSENTIALLY DEAD